Uang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)
Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Judi (judi), menjanjikan kekayaan
Itu awal dari kekalahan
Jangan lakukan dan jauhi
SRIPOKU.COM - Berikut lirik lagu Judi - Rhoma Irama yang kerap dinyanyikan dalam beberapa kesempatan.
Judi (judi), menjanjikan kemenanganJudi (judi), menjanjikan kekayaanBohong (bohong), kalaupun kau menangItu awal dari kekalahanBohong (bohong), kalaupun kau kayaItu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupanJudi (judi), meracuni keimananPasti (pasti), karena perjudianOrang malas dibuai harapanPasti (pasti), karena perjudianPerdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awamYang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalahYang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskinYang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susahUang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk bisa bertahanUang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judiSemuanya perbuatan kejiApa pun nama dan bentuk judiJangan lakukan dan jauhi
Baca juga: Bak Canggung di Hadapan Angelina Sondakh, Rhoma Irama Ogah Sapa Ibu Keanu dengan Panggilan Ini
Raden Haji "Oma" Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir 11 Desember 1946 adalah seorang penyanyi, musikus, penulis lagu, produser dan aktor Indonesia keturunan Sunda. Beliau lahir tahun 1946, menjadikan Rhoma Irama sebagai penyanyi tertua di Indonesia.
Mulai akhir 1960-an, ia memulai karir musiknya sebagai Rhoma Irama sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama, merintis beberapa elemen musik dangdut. Dia kemudian membentuk bandnya Soneta Group, mencapai banyak kesuksesan musik dengan gaya dangdut inovatif yang menggabungkan pengaruh Barat, Melayu, dan Bollywood.
Dari akhir 1970-an, ia mulai berubah menjadi gaya yang lebih berorientasi Islam, memimpin budaya musik populer yang saleh[2]. Selama puncak ketenarannya di tahun 1970-an, ia dijuluki "Raja Dangdut" dengan Grup Soneta-nya.[3]
Ia juga membangun karirnya di industri film. Ia juga aktif di arena politik, dengan riwayat bergabung dengan kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Awal kariernya di dunia hiburan, ketika mulai dikenal sebagian bintang film kanak-kanak. Djendral Kantjil, sekitar tahun 1958.
Lirik Lagu Rhoma Irama Judi
Judi , menjanjikan kemenanganJudi , menjanjikan kekayaanBohong , kalaupun kau menangItu awal dari kekalahanBohong , kalaupun kau kayaItu awal dari kemiskinan
Judi , meracuni kehidupanJudi , meracuni keimananPasti , karena perjudianOrang malas dibuai harapanPasti , karena perjudianPerdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awamYang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalahYang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskinYang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susahUang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan Itu cara sehat tuk bisa bertahanUang yang pas-pasan karuan ditabungkan Itu cara sehat tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judiSemuanya perbuatan kejiApa pun nama dan bentuk judiJangan lakukan dan jauhi
Tenor.com has been translated based on your browser's language setting. If you want to change the language, click here.
SRIPOKU.COM - Berikut lirik lagu Judi - Rhoma Irama yang kerap dinyanyikan dalam beberapa kesempatan.
Judi (judi), menjanjikan kemenanganJudi (judi), menjanjikan kekayaanBohong (bohong), kalaupun kau menangItu awal dari kekalahanBohong (bohong), kalaupun kau kayaItu awal dari kemiskinan
Judi (judi), meracuni kehidupanJudi (judi), meracuni keimananPasti (pasti), karena perjudianOrang malas dibuai harapanPasti (pasti), karena perjudianPerdukunan ramai menyesatkan
Yang beriman bisa jadi murtad, apalagi yang awamYang menang bisa menjadi jahat, apalagi yang kalahYang kaya bisa jadi melarat, apalagi yang miskinYang senang bisa jadi sengsara, apalagi yang susahUang judi najis tiada berkah
Uang yang pas-pasan karuan buat makan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk bisa bertahanUang yang pas-pasan karuan ditabungkan (o, o)Itu cara sehat ‘tuk jadi hartawan
Apa pun nama dan bentuk judiSemuanya perbuatan kejiApa pun nama dan bentuk judiJangan lakukan dan jauhi
Baca juga: Bak Canggung di Hadapan Angelina Sondakh, Rhoma Irama Ogah Sapa Ibu Keanu dengan Panggilan Ini
Raden Haji "Oma" Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir 11 Desember 1946 adalah seorang penyanyi, musikus, penulis lagu, produser dan aktor Indonesia keturunan Sunda. Beliau lahir tahun 1946, menjadikan Rhoma Irama sebagai penyanyi tertua di Indonesia.
Mulai akhir 1960-an, ia memulai karir musiknya sebagai Rhoma Irama sebagai bagian dari band pop Orkes Melayu Purnama, merintis beberapa elemen musik dangdut. Dia kemudian membentuk bandnya Soneta Group, mencapai banyak kesuksesan musik dengan gaya dangdut inovatif yang menggabungkan pengaruh Barat, Melayu, dan Bollywood.
Dari akhir 1970-an, ia mulai berubah menjadi gaya yang lebih berorientasi Islam, memimpin budaya musik populer yang saleh[2]. Selama puncak ketenarannya di tahun 1970-an, ia dijuluki "Raja Dangdut" dengan Grup Soneta-nya.[3]
Ia juga membangun karirnya di industri film. Ia juga aktif di arena politik, dengan riwayat bergabung dengan kampanye untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Awal kariernya di dunia hiburan, ketika mulai dikenal sebagian bintang film kanak-kanak. Djendral Kantjil, sekitar tahun 1958.
Kariernya di musik dimulai sejak ia usia 11 tahun, Rhoma sudah menjadi penyanyi, gitaris, pimpinan dan musisi ternama setelah jatuh bangun ia menjadi penyanyi, gitaris ritme dan pimpinan dalam mendirikan band musik, mulai membentuk band Tornado bersama kakaknya Benny Muharam menjadi penyanyi, gitaris utama dan tiga orang tahun 1959. Rhoma dan Benny penyanyi duet itu adalah Everly Brothers, dua penyanyi Inggris bersaudara yang kembar.
Rhoma dan Benny adalah penyanyi duet dan twin dari gaya Everly Brothers di Tornado. Kemudian ia menjadi gitaris utama, penyanyi dan pimpinannya yang menggantikan posisi kakaknya Benny Muharam yang sudah keluar ketika Tornado memutuskan untuk dibubarkan saja.
Tornado menjadi membentuk Gayhand saja tahun 1963. Selain penyanyi, Rhoma juga pernah terjun di dunia akting. Ia menjadi pemeran pembantu dengan penyanyi dan bermain gitar melodi bersama Gayhand dalam dua film Madju Tak Gentar dan Langkah-Langkah di Persimpangan pada tahun 1965.
Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10 persen penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984.
"Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia.
Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir.
Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku.
Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta.
Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar.
Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan.
Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1000 buah lagu dan bermain di lebih 20 film.
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com
Ratu dan Radja (1972)Pemburu (1973)Risalah Penyanyi (1973)Janda Kembang (1973)Tiada Lagi (1973)Dangdut (1974)Berbulan Madu (1974)Joget (1974)Berpacaran (1974)Ke Monas (1974)Gelandangan (1975)
Soneta Vol. 1 - Begadang (1975)Soneta Vol. 2 - Penasaran (1975)Soneta Vol. 3 - Rupiah (1975)Soneta Vol. 4 - Darah Muda (1976)Soneta Vol. 5 - Musik (1976)Soneta Vol. 6 - 135.000.000 (1976)Soneta Vol. 7 - Santai (1977)Soneta Vol. 8 - Hak Azazi (1978)Soneta Vol. 9 - Begadang 2 (1978)Soneta Vol. 10 - Sahabat (1979)Soneta Vol. 11 - Indonesia (1981)Soneta Vol. 12 - Renungan Dalam Nada (1982)Soneta Vol. 13 - Emansipasi Wanita (1984)Soneta Vol. 14 - Judi (1988)Soneta Vol. 15 - Gali Lobang Tutup Lobang (1989)Soneta Vol. 16 - Bujangan (1994)
Oma Irama Penasaran (1976)Gitar Tua Oma Irama (1977)Darah Muda (1977)Begadang (1978)Berkelana I (1978)Berkelana II [Piano] (1978)Raja Dangdut (1979)Cinta Segitiga [Lain Kepala Lain Hati] (1979)Camelia (1979)Perjuangan dan Doa (1980)Melodi Cinta (1980)Badai di Awal Bahagia (1981)Sebuah Pengorbanan (1982)Satria Bergitar (1983)Cinta Kembar (1984)Pengabdian (1984)Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985)Menggapai Matahari I (1986)Menggapai Matahari II (1987)Nada-Nada Rindu [Riza Umami] (1987)Bunga Desa (1988)Jaka Swara (1990)Nada dan Dakwah (1991)Tabir Biru (1993)Sajadah Ka'bah (2011).
This song is not currently available in your region.
Try the alternative versions below.